Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2008

Bahasa Bintang Ungkapan Hati

Aku menanggung kerinduan sendiri Menangis sendiri tiada yang memahami Mengapa dulu tidak mengacuhkanmu Sama sekali tidak memikirkanmu Sia-sia mengharapkan kebahagian semu Patah hati karena ulah sendiri Entah kemana kau pergi Mata memandang segala arah mencarimu Mencari dengan segenap daya Mencari kabarmu ke seluruh penjuru Mata memandang segala arah mencarimu Betapa mengharapkan kenangan masa lalu Tak bisa merasakan perhatian dan kelembutanmu lagi Bintang di langit tolong katakan dimana dia Dimana gerangan ia berada Patah hari karena ulah sendiri Hari-hari kemarin takan terulang Mencari dengan segenap daya Mencari kabarmu ke seluruh penjuru Mengharapkan hujan bintang Menyampaikan ungkapan hati ini Agar kau tahu Aku Mencintaimu.....

Bulan, Bintang dan Matahari....

Ketika senja bergelayut menghampiri malam, ketika sebuah rasa tertinggal dan hilang seiring perginya senja. Malam semakin beranjak dan dirinya selalu menunggumu.... Menunggu kabar yang tak pasti...... Adakah hatinya sudah seperti malam yang tiada berbintang, hanya gelap yang pekat dan tidak bersahabat? Ketika hatinya sudah tertutup untuk dirimu, apakah masih setia menuggu datangnya pagi? Hanya bulan yang menjadi saksi sakitnya hatimu, hanya bulan yang menjadi teman dalam kesendirianmu. Namun ketika malam beranjak pagi, dirimu selalu berharap dia ada di depanmu dan menyapa sang fajar dengan senyum dan suaranya yang merindu..... Namun seiring dengan hadirnya pagi, dirinya tidak akan pernah mengulang kembali kenangan itu, karena kenangan itu hanya ada dikala malam dan tidak berharap untuk terulang lagi. Hanya Bulan dan Matahari yang menjadi saksi hilangnya sang bidadari........ (*Forgive me...)

Ketika Aku Memilihmu

Entah sejak kapan, engkau masuk dalam setiap relung hidupku, dalam setiap hela nafasku, dan dalam setiap aliran darahku. Setiap ku mengingat dirimu, jantungku selalu berdetak kencang, membawaku kembali ke masa lalu, ketika mengenalmu pertama kali dalam hidupku. Ketika akhirnya aku memilihmu menjadi kekasih dan pendampingku selamanya, aku hanya berharap bahwa kamu lah yang terakhir dalam hidupku. Dalam setiap perjalanan kita, aku merasakan sesuatu yang kian hari kian dalam bersemayam dalam hatiku, membuatku semakin mengerti betapa pentingnya dirimu dalam hidupku. Sungguh besar rasaku padamu, dan ku berharap untuk selamanya hanya dirimu. (* Ketika merindukanmu)

Perhaps Love ( Sarang Een Ga Yo )

uhn jeh yuht duhn guhn jee gee uhk nah jeen ah nah jah kkoon nae muh ree gah nuh roh uh jee ruhp duhn shee jahk hahn doo buhn ssheek dduh oh reu duhn saeng gahk jah kkoo neul uh gah suh joh geum dang hwang seu ruh oon ee mah eum byuhl eel ee ah neel soo eet dah goh sah soh hahn mah eum ee rah goh nae gah neh geh jah koo (neh geh jah koo) mahl eul hah neun geh uh saek hahn guhl sarang een gah yo geu dae nah wah gaht dah myuhn shee jahk een gah yo mahm ee jah koo geu dael sarang hahn dae yo ohn seh sang ee deud doh rohk soh ree chee neh yo wae ee jeh yah deul lee jyoh~ OOH~ suh rohl mahn nah gee wee hae ee jeh yah sarang chah jaht dah goh jee geum nae mah eum eul suhl myung hah ryuh hae doh nee gah nae gah dweh uh mahm eul neu kkee neun bang buhp ppoong een deh ee mee nahn nee ahn eh eet neun guhl nae ahn eh nee gah eet deu shee oo reen suh roh eh geh (suh roh eh geh) ee mee geel deul yuh jeen jee mohl lah sarang een gah yo geu dae nah wah gaht dah myuhn shee jahk een gah yo mahm ee jah

Dua Buah Bibit

Ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku". Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang. Bibit yang kedua bergumam " Aku takut jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku taktahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah, TIDAK! Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman". Dan bib