Dalam kegelapan dan keheningan senyumnya mengembang.
Tatapan matanya memberikan serangkaian aliran panas dan cahaya
yang membuat sang dara terhenyak tidak bisa berkata.
Suaranya bergetar dalam sanubari,
Memberikan sebuah percikan percikan yang hebat,
Sehingga ruang kosong menjadi nyala karena percikan itu.
Namun di dalam kegelapan dan keheningan pula,
semua fatamorgana itu hilang, lenyap tanpa bekas.
Meninggalkan sejuta tanya dan sejuta kesedihan,
Menyulut sepercik api kecewa dan derai air mata.
Setiap kata yang terucap bagai sebilah pedang menancap di jantung,
Meluncur setiap umpatan yang keluar dari bibirnya,
Hanya untuk menunjukkan api tidak dapat dipadamkan.
Kegelapan kembali menyelimuti dengan sepercik api yang tak mau padam,
karena sayapnya sudah terluka, terluka oleh Iblis kegelapan.....
(Medio, May, 25th,09)
Tatapan matanya memberikan serangkaian aliran panas dan cahaya
yang membuat sang dara terhenyak tidak bisa berkata.
Suaranya bergetar dalam sanubari,
Memberikan sebuah percikan percikan yang hebat,
Sehingga ruang kosong menjadi nyala karena percikan itu.
Namun di dalam kegelapan dan keheningan pula,
semua fatamorgana itu hilang, lenyap tanpa bekas.
Meninggalkan sejuta tanya dan sejuta kesedihan,
Menyulut sepercik api kecewa dan derai air mata.
Setiap kata yang terucap bagai sebilah pedang menancap di jantung,
Meluncur setiap umpatan yang keluar dari bibirnya,
Hanya untuk menunjukkan api tidak dapat dipadamkan.
Kegelapan kembali menyelimuti dengan sepercik api yang tak mau padam,
karena sayapnya sudah terluka, terluka oleh Iblis kegelapan.....
(Medio, May, 25th,09)
Komentar