Sebuah perjalanan hidup seseorang tergambar jelas seperti sebuah roda yang berputar,
Terkadang berada di atas dan terkadang berada di bawah.
Disaat keterpurukannya, dia mencoba bangkit dengan sisa sisa tenaga yang dimilikinya,
Namun ketika dia berada diatas sebuah kejayaan, dia melupakan bagaimana disaat dia terpuruk,
Itulah manusia, selalu lupa akan ketidakberdayaannya ketika dia berada di kejayaannya.
Sama dengan sebuah percintaan, ketika mengalami kegagalan, manusia selalu mencoba mencari pembenaran dalam dirinya, selalu mencoba membenarkan dirinya, walau dia tahu bahwa dirinya juga bersalah dalam hal tersebut.
Ketika tersakiti oleh cinta tersebut, mereka pasti akan menyalahkan pasangannya, tanpa melihat ketidakberdayaan dan rasa tersakiti yang dialami oleh pasangannya.
Se EGOIS itukah manusia? Tidak mau perduli dengan perasaan pasangannya? Hanya perduli dengan perasaannya saja?
Ketika perasaan tersakiti, mencoba untuk melampiaskannya dengan perkataan dan perbuatan yang juga menyakiti orang di sekitarnya.
Kadang manusia lupa, bahwa mereka diciptakan untuk saling mengasihi, mencintai dan menghormati pasangan mereka dan sesama mereka.
Hanya karena tersakiti, manusia melakukan banyak cara untuk menumpahkan rasa kecewanya, sungguh tidak menghargai hidup yang sudah diberikan olehNya.
Tanpa Manusia sadari, bahwa hidup yang diberikan hanya sekali, dan ketika semua sudah terlambat hanya penyesalan yang tersisa dan mereka hanya bisa menangis menyesalinya.
Sungguh Manusia tidak menyadari, bahwa setiap perjalanan hidupnya memiliki sebuah makna yang harus diambil hikmahnya.
Karena setiap perjalanan hidup manusia itu berbeda satu sama lain, dan setiap makna yang tersirat dalam perjalanan mereka pasti berbeda satu sama lain, namun pada hakikatnya adalah sama untuk membuat manusia menjadi lebih dewasa, karena itulah hidup yang penuh dengan dinamikanya, yang membentuk manusia menjadi seorang yang lebih peka terhadap hidupnya dan hidup orang lain.
Terkadang berada di atas dan terkadang berada di bawah.
Disaat keterpurukannya, dia mencoba bangkit dengan sisa sisa tenaga yang dimilikinya,
Namun ketika dia berada diatas sebuah kejayaan, dia melupakan bagaimana disaat dia terpuruk,
Itulah manusia, selalu lupa akan ketidakberdayaannya ketika dia berada di kejayaannya.
Sama dengan sebuah percintaan, ketika mengalami kegagalan, manusia selalu mencoba mencari pembenaran dalam dirinya, selalu mencoba membenarkan dirinya, walau dia tahu bahwa dirinya juga bersalah dalam hal tersebut.
Ketika tersakiti oleh cinta tersebut, mereka pasti akan menyalahkan pasangannya, tanpa melihat ketidakberdayaan dan rasa tersakiti yang dialami oleh pasangannya.
Se EGOIS itukah manusia? Tidak mau perduli dengan perasaan pasangannya? Hanya perduli dengan perasaannya saja?
Ketika perasaan tersakiti, mencoba untuk melampiaskannya dengan perkataan dan perbuatan yang juga menyakiti orang di sekitarnya.
Kadang manusia lupa, bahwa mereka diciptakan untuk saling mengasihi, mencintai dan menghormati pasangan mereka dan sesama mereka.
Hanya karena tersakiti, manusia melakukan banyak cara untuk menumpahkan rasa kecewanya, sungguh tidak menghargai hidup yang sudah diberikan olehNya.
Tanpa Manusia sadari, bahwa hidup yang diberikan hanya sekali, dan ketika semua sudah terlambat hanya penyesalan yang tersisa dan mereka hanya bisa menangis menyesalinya.
Sungguh Manusia tidak menyadari, bahwa setiap perjalanan hidupnya memiliki sebuah makna yang harus diambil hikmahnya.
Karena setiap perjalanan hidup manusia itu berbeda satu sama lain, dan setiap makna yang tersirat dalam perjalanan mereka pasti berbeda satu sama lain, namun pada hakikatnya adalah sama untuk membuat manusia menjadi lebih dewasa, karena itulah hidup yang penuh dengan dinamikanya, yang membentuk manusia menjadi seorang yang lebih peka terhadap hidupnya dan hidup orang lain.
Komentar